3 Feb 2012

ISL : Dulu IPL Sekarang ISL yang Tidak Nasionalisme

Nasionalisme? Insan sepak bola bicara nasionalisme? Kenapa tidak sekalian bicara Hak asasi saja? Bukankah melarang seseorang mengungkapkan hak dan pendapat, kebebasan berpola pikir, hak bela negara dan lainnya adalah bagian dari pelanggaran hak asasi?
Jika dulu IPL/LPI dibilang tidak nasionalisme dan mereka keras dengan lantang menentang statement ini, maka sekarang justru kondisinya terbalik 180 derajat. Merekalah yang sekarang dengan lantang mengatakan pihak-pihak yang tidak sejalan dengan sebutan tidak berjiwa nasionalisme. Lucu memang di negeri ini, nasionalisme bisa tiba-tiba berubah semudah menggoreng bala-bala (bakwan) kesukaan saya. Lho kok jadi bala-bala...

"Ah urang mah naon we lah, rek IPL rek ISL rek PKL rek KKL kumaha dinya we...nu Penting mah Persib Juara we nya kang?" Ungkap Mang Erman, seorang tetangga ketika menyaksikan Big Match Persib vs Persija di rumah saya. Selintas tidak nyambung memang, namun kalau dicermati bisa diambil kesimpulan dia tidak peduli mau apapun liga itu namanya, siapa penyelenggaranya, asal bisa menyaksikan tim kesayangan bertanding, syukur-syukur juara saja dia sudah puas.
Itu mungkin ironi yang terjadi di kalangan masyarakat awam pecinta sepak bola nasional. Lain halnya dengan di atas sana. Mungkin, ini mungkin lho, Petinggi PSSI dan pihak yang berkepentingan punya pandangan berbeda dengan mang Erman tadi. Saya pun cenderung setuju dengan Mang Erman tadi, karena yang saya cari dari sepak bola bukan politik, bukan nasionalisme, bukan uang, bukan, bukan itu. Saya hanya ingin sepak bola dari sisi entertainment saja. Itu pun sebatas sebagai penonton layar kaca saja. Saya, dan mungkin kebanyakan orang hanya ingin bisa teriak puas ketika pemain dan tim kesayangan bisa mencetak gol atau memenangkan pertandingan.
Pertanyaan menggelitik kembali diungkapkan Mang Erman. "Sabeunar naon sih nasionalisme teh? Jadi lieur urang mah?" (sebenarnya apa nasionalisme itu, saya jadi pusing?). Saya hanya tersenyum dan geleng kepala. Bingung saya juga.


Bacaan Terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap mengunakan kata kata yang sopan, tidak SARA. komentar yang dianggap melanggar akan dihapus.